:: ARCHINEWSLITIC ::
|VERSI INDONESIA|
Gedung Pusat Pelayanan Akademik (GPPA) didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota Makassar dan sekaligus Sulawesi Selatan (Sulsel). Eksplorasi desain gedung ini mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa/empat persegi), dan maha karya perahu pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan detail-detail solusi desain yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya mampu membentuk lingkungan kampus masa kini yang berkelas internasional.
|ENGLISH VERSION|
Academic Services Center Building (PPA) is designed as a new icon for the UNM, Makassar and at the same time South Sulawesi (Sulawesi). The building design exploration emphasis on the deepening of local knowledge as a source of inspiration, namely the meaning of Logo UNM, Traditional House Makassar, South Sulawesi community life philosophy (sulapa eppa / rectangle), and a masterpiece pinisi as a symbol of triumph, pride, and grandeur. A series of execution forms and details of the design solution which is based on local wisdom, is believed to form a campus environment of the present international class.
GPPA UNM menjadi gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic Paraboloid, yang merupakan ekspresi futuristik dari aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangunan ini sebagai perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
|ENGLISH VERSION|
GPPA UNM became Indonesia's first high-rise building with a facade system Hiperbolic paraboloid, which is a futuristic expression of the application of science and technology sophistication. The building is a manifestation of a series of meanings, functions, and applications of technology that transformed into the figure of the architecture. The meaning of wealth will increase in value GPPA UNM architecture becomes more than just a figure of aesthetic, but also has the majesty of the values contained within.
Seperti pada rumah tradisional Makassar yang terdiri dari 3 bagian (kolong/awa bola, badan/lotang, dan kepala/rakkeang) dan dipengaruhi struktur kosmos (alam bawah, alam tengah, dan alam atas), GPPA UNM juga terdiri dari 3 bagian.
Pertama, bagian bawah berupa kolong/panggung. Bagian ini posisinya terletak sekitar 2 meter di atas jalan agar bangunan terlihat lebih megah dari lingkungan sekitar. Lantai kolong ini didesain menyatu dengan lansekap yang didesain miring sampai ke pedestrian keliling lahan.
Kedua, bagian badan berupa podium, terdiri dari 3 lantai, simbol dari 3 bagian badan pada Rumah Tradisional Makassar (bagian depan/lotang risaliweng, ruang tengah/Lotang ritenggah, dan ruang belakang/Lontang rilaleng). Bagian podium ini juga bermakna ganda sebagai simbol dari tanah dan air.
Ketiga, bagian kepala berupa menara, terdiri dari 12 lantai yang merupakan metafora dari layar perahu pinisi dan juga bermakna ganda sebagai simbol dari angin dan api.
|ENGLISH VERSION|
As in traditional houses Makassar which consists of 3 parts (under / awa ball, body / lotang, and head / rakkeang) and influenced the structure of the cosmos (lower nature, nature center, and nature above), GPPA UNM also consists of 3 parts.
First, the bottom of the form under / stage. This section position located about 2 meters above the road so that the building looks magnificent from the surrounding environment. The pit floor is designed together with landscaping designed around the pedestrian sloping down to the land.
Secondly, part of the body in the form of the podium, consists of 3 floors, the symbol of the 3 parts of the body on Traditional House Makassar (front / lotang risaliweng, living room / Lotang ritenggah, and the back room / lontang rilaleng). Part podium is also a double meaning as a symbol of the land and water.
Third, the head in the form of the tower, consisting of 12 floors which is a metaphor of the screen pinisi and also ambiguous as symbols of wind and fire.
Arsitek: Genesis
Principal Architect: Yu Sing
Tim desain: Benyamin Narkan, Eguh Murthi Pramono, Iwan Gunawan
Re-Blog : ANDRIDA
No comments:
Post a Comment