Thursday, 19 November 2015

Rancangan Gedung Baru DPR RI


::|KATANYA PLAGIAT ?|:: 



Rencana pembangunan gedung baru DPR RI mulai diwacanakan pada tahun Desember 2007 dan Juli 2008 Rancangan desain gedung DPRnya sendiri mulai dipublikasikan pada Februari 2009 dengan Rizal Syarifuddin sebagai Arsitek dan PT Yodya Karya sebagai konsultan perencananya. Berdasarkan kebutuhan akan ruang yang memadai bagi aktfitas kerja anggota DPR RI. Anggota DPR RI Periode 2004 – 2009 kemudian dilanjutkan oleh Anggota Periode 2009 – 2014 mengusulkan agar dibangun gedung baru yang representatif sesuai dengan kebutuhan yang berkembang saat ini dan mendatang. Pembangunan gedung baru DPR ini telah disepakati dalam rapat koordinasi antara Tim Kerja BURT DPR RI dengan Tim Kerja PURT DPD RI. Lokasi pembangunan gedung baru terletak di selatan gedung nusantara 1 sesuai dengan blok plan yang telah disetuju. Rencana pembangunan Gedung baru DPR RI, tidak hanya menuai penolakan dari masyarakat karena total anggaran pembangunan yang sangat mahal, tapi juga karena rancangan gedungnya yang dinilai meniru bangunan gedung parlemen Chile.


Dalam Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual, desain arsitektur masuk ke dalam perlindungan hak cipta di UU Hak Cipta No. 19 di tahun 2002. Jadi apabila terjadi pelanggaran hak cipta berupa peniruan, maka dapat di katategorikan melakukan tindak pidana. Namun menurut Ari Juliono Konsultan Hak Karya Intelektual, satu karya tidak dapat langsung dikatakan melanggar hak cipta. Ada dua hal yang harus diklarifikasi dan dibuktikan guna menyatakan satu karya desain arsitektur dianggap mencontek. Pembuktian seberapa jauh kesamaan ciri karyanya. Kalau ternyata pernah melihat dan jadi terinspirasi sehingga sama desainnya itu bisa dibilang menjiplak. Perlu dilihat kemungkinan asal desainer karya arsitektur tersebut. Bisa jadi ternyata perusahaan desainernya sama atau ada keterkaitan antara desainer.


UU Hak Cipta No. 19 tahun 2002, berlaku untuk semua ciptaan yang tidak hanya menjadi milik negara dan badan hukum. Pihak swasta ataupun negara, dapat mengajukan gugatan bila memang merasa karyanya dijiplak. Itu bisa sepanjang kedua negara sama-sama menjadi peserta perjanjian multilateral untuk hak cipta. Undang-undang yang berlaku di Indonesia, merupakan ratifikasi dari konvensi internasional terkait hak cipta pula. Indonesia dan Chile termasuk menjadi salah satu negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut. Karena itu bila seseorang atau lembaga tertentu terbukti bersalah memperbanyak, meniru tanpa izin, maka dia dapat dikenakan pidana penjara maksimal 7 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar. Juga bisa tuntutan berupa kerugian materiil yang besarannya bebas tergantung tuntutan.

Menurut A. Rizky A. Adiwilaga Konsultan HKI, Penilaian terjadinya peniruan atau tidak dalam sebuah karya arsitektur juga dapat dilakukan melalui, Penjelasan/presentasi proses desain oleh sang arsitek dan Penilaian kasat mata oleh masyarakat yang melihatnya. Pada rancangan gedung DPR RI sendiri, sang arsitek Rizal Syarifuddin mengatakan dalam milis IAI, “Awalnya, bentuk bingkai yang kami tawarkan (sebagai manifestasi dari bingkai keberagaman). Tetapi dalam proses rancangan gedung ini, intervensi owner/user/pemberi tugas cukup intens [Bila ada pendapat bahwa karya arsitektur sebenarnya karya bersama antara arsitek dan kliennya, mungkin kasus ini bisa menjadi contohnya, bahkandengan penekanan tertentu, dalam kasus ini kliennya terdiri dari banyak orang, fraksi, partai, dsb yang seringkali memberi masukan dan keinginan berbeda-beda. Hal ini pengalamanbaru bagi saya yang baru kali ini melayani klien dengan ratusan keinginan [sehingga bentuk bangunan yang pernah saya hasilkan juga beragam untuk mencoba menyatukan keinginan mereka.

Salah satunya adalah keinginan sebagian mereka untuk membuatbangunan semacam petronas. Artinya menara kembar yang dihubungkan denganjembatan.(silahkan googling dengan keyword “gedung dpr, petronas”. Keinginan diantara mereka itu terekam dalam berita di beberapa media, kemudian). Pada saatnya saya (bila dikehendaki) akan memaparkan proses disain ini, bila itu berguna bagi kita semua. Saya sebut pada saatnya, karena bentuk yang mungkin telah rekan-rekan lihat belum tentu yang akan dibangun, karena proses ini belum selesai.”

Sementara itu arsitek senior yang dimintai bantuan dalam proses perencanaan gedung ini Budi Sukada juga memberi penjelasan mengenai prosesnya, “Desain U terbalik itu melambangkan sebuah filosofi atas keberadaan DPR. Kami mengambil U terbalik dengan mengambil filosofi gerbang. Ini melambangkan DPR sebagai gerbang aspirasi rakyat menuju masa depan yang lebih baik. Desain gedung baru dirancang selama dua tahun sejak 2007. Proses selama itu dilakukan sejak inisiasi, survei lapangan, serta memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas gedung baru. Jumlah tim yang mendukung desain itu mencapai puluhan orang dengan latar belakang pendidikan teknik arsitektur dan sipil.”

Berikut ini gambaran konsep desain gedung baru DPR RI, dengan beberapa gedung lain yang memiliki bentuk yang hampir serupa.


Konsep BINGKAI 
merupakan filosofi dari anggota DPR yang berasal dari beragam latar belakang daerah dan budaya.

Bentuk GERBANG 
merupakan metafora dari HARAPAN, bahwa gedung ini bisa menjadi gerbang bagi kemakmuran bangsa Indonesia. Bentuk gerbang selalu mengandalkan adanya dua pilar kokoh yang menyanggah balok diatasnya.


Dan inilah gedung Parlemen Chilee yang katanya ditiru itu.

Gedung Parlemen Independen Archo Britan Chile

Tapi sebenarnya, bukan hanya gedung parlemen chileee yang mengambil filosophi bentuk persegi yang bolong tengahnya. Tapi ada banyak bangunan lain di berbagai Negara yang mengambil filosophi yang sama. Yaitu bentuk Gerbang sebagai pintu masuk, untuk suatu makna tertentu.

Grande Arche Paris
The Gate Building DIFC Dubai
Twin Tower Office Osaka
Rufi Tower
Gate of The Orient Suzhou

Kesimpulan:
setelah melihat dari filosophi bentuk, contoh2 bangunan yang ada, desain gedung DPR RI tidak meniru sama sekali. Karena shape seperti ini sudah mendunia, umum. tapi dari semua itu yang paling penting adalah titipan kesimpulan dari rakyat untuk para anggota dewan bukan? :) 
Data Proyek: 
Nama Proyek Gedung Baru DPR RI | Arsitek Rizal Syarifuddin dan Budi Asdar Sukada | Owner DPR RI Konsultan  | Masterplan PT. Virama Karya Konsultan | Perencana PT. Yodya Karya | Manajemen Konstruksi PT. Ciria Jasa Tinggi | Bangunan 27 lantai | Luas total bangunan ± 120.000 m2 | Lokasi Kompleks Gedung DPR MPR RI di selatan gedung nusantara 1 | Biaya Pembangunan 1,8 T | Ide desain : “Gedung Berlubang” , bentuk bingkai sebagai manifestasi dari bingkai keberagaman. 





THE ART WORLD HUMANITY |Page 2|


::|Unique light-transmitting concrete |:: 



|ENGLISH VERSION|
Worshippers at the Al Aziz Mosque in Abu Dhabi might very well be in awe of Allah not only spiritually, but also visually. As the sun sets, the structure’s façade comes aglow with the 99 names of God as described in the Koran, a magical display courtesy of light transmitting concrete by German company LUCEM.
Designed by APG Architecture & Planning Group and donated by local private investment firm Hasan Abdullah Mohammed Group, the three-story, 54,900-square-foot mosque presents the names on its different elevations with Arabic letters rendered in a beautiful calligraphic style on concrete-cladding units. Each uniquely cast, 2,800-pound block, custom produced by LUCEM, was installed using undercut attachment anchors and a channel-based substructure system affixed to the mosque’s concrete structure.
|VERSI INDONESIA|
Para jamaah masjid Al Aziz yang berada di Abu Dhabi mungkin saat ini menjadi lebih baik dan penuh rasa kagum kepada Allah s.w.t bukan hanya secara rohani, tetapi juga secara visual. Oleh perusahaan Jerman LUCEM Ketika matahari terbenam struktur facade bangunan akan bersinar seperti hal nya 99 asmaul husna seperti yang dijelaskan didalam Al-Quran sehingga struktur dinding beton di buat bersinar melalui adanya tampilan transmisi cahaya. 
Bangunan tiga lantai dengan luas 54.900 kaki persegi ini dirancang oleh APG Arsitektur Group yang akan disumbangkan sebagai investasi perusahaan swasta lokal Abdul Mohammad Group. Bangunan masjid ini menyajikan beberapa nama berupa tulisan arab yang dibuat dengan kaligrafi yang indah melalui beton-beton clading di tiap unitnya. Struktur beton masjid ini menggunakan sistem yang berbasis tempelan cor di tiap unitnya, dengan beban 2.800 pon secara kustom sehingga termasuk didalam sistem substruktur. 


|ENGLISH VERSION|
The letters protrude approximately 30 millimeters from the surface of the five-by-six-and-a-half-foot units. The resulting relief ensures visibility throughout the day, also creating light-and-shadow and even color play depending on the sun’s angles. At night, optical fibers in the concrete transmit backlighting to the exterior skin.
|VERSI INDONESIA|
Surat-surat ayat dibuat menonjol seperti tulisan relief dengan ukuran sekitar 30 milimeter dari permukaan unit serta sebagai alat bantuan bagi kaum visibilitas sepanjang harinya ketika ingin berkunjung. Bangunan masjid ini juga menciptakan cahaya dan bayangan pada permukaan bahkan menggunakan permainan warna yang tergantung pada sudut matahari dan pada malam hari, serat optik di beton mengirimkan backlighting pada kulit eksterior bangunan.




|ENGLISH VERSION|
Although these blocks were bespoke, LUCEM offers a standard fiber-embedded concrete panel product that is manufactured and installed similarly to natural stone cladding. The panel is calibrated, polished on either one or both sides, and measures 49 by 25.5 inches. Suitable for exterior and interior wall cladding, raised floors, furniture, and other interior applications, it can be cut, drilled, and customized with different fiber-optic designs ranging from geometric patterns to logos.
|VERSI INDONESIA|
Perusaahan Jerman LUCEM menawarkan produk panel standar beton dengan serat yang tertanam yang di produksi dan diinstal dengan menggunakan bahan batu alam. Panel beton yang dikalibrasi, diproses dengan ukuran sangat cocok untuk eksterior dan interior seperti dinding cladding, lantai, bahkan furnitur yang dapat disesuaikan dengan berbagai desain serat  mulai dari pola geometris, optik backlight bahkan logo.







Friday, 13 November 2015

Daftar Universitas Arsitektur Terbaik di Dunia Saat ini



:: ARCHITAINMENT ::


[O B A]


|VERSI INDONESIA|
Ada banyak Pilihan Sekolah Arsitektur di Dunia. salah satunya eropa dan australia, diantaranya banyak yang dieropa karena memang Eropa gudangnya. Dari Jerman - Inggris - Perancis - Sampai Milan pun bisa jadi pilihan. Berikut ini Universitas yang mempunyai fakultas Arsitektur terbaik dunia :
|ENGLISH VERSION|
There are many options the School of Architecture in the World. one of which Europe and Australia, including Europe as much as it is the European warehouse. German - English - French - Up to Milan could be an option. Here is the University which has the world's best architecture faculty:

1. London :: University of Cambridge :: 



2. Jerman :: University Of Stuttgart :: 


3. Jerman :: The Bauhaus-Universität Weimar :: 



4.Perancis :: Ecole de Beaux Arts ::


5. Australia :: University of Melbourne :: 





7. Indonesia :: Islamic University Of Indonesia ::



How Architecture Is Born


:: ARCHITAINMENT ::

7 Pencil Sketches by Tom Kundig 

and the Buildings They Helped Create




|ENGLISH VERSION|
In many of today’s architecture studios, one would be forgiven for thinking that pencils and paper have become extinct. With BIM software and rendering packages becoming increasingly powerful and efficient, time spent at the drawing board has considerably diminished, and much has been written about hand drawing as a lost art of the profession.

One architect's sketchbook that flies in the face of such talk is that of Tom Kundig, principal at Olson Kundig Architects — the Seattle-based firm renowned for its raw industrial style, expressive materiality, and stunning detailing. Released today, Tom Kundig’s latest monograph — simply entitledWorks — recounts some of the studio’s most-loved built projects using personal anecdotes and photography and includes a large number of sketches that lay bare the thought process behind these masterpieces.

Here, we look at eight pages from Kundig's sketchbook and pair them with the finished articles to tell the story behind some of the most striking structures completed in Washington and further afield. This is how Kundig’s classics are created:
|VERSI INDONESIA|
Kebanyakan studio arsitektur saat ini, salah satu hal yang sudah jarang sekali terpikirkan bahwa pensil dan kertas telah punah keberadaannya. Dengan software BIM dan paket render menjadi pilihan alternatif yang kuat dan efisien, waktu yang dihabiskan di papan gambar telah jauh berkurang, bahkan coretan tentang gambar tangan yang s bernilai seni kini hilang  sebagai profesi pekerjaan.

Tom Kundig - Olson Kundih Architects merupakan salah satu arsitek utama yang berpusat di seattle ia mengemukakan didalam pembicaraannya tersebut didalam karyanya. perusahaan yang kini berbasis di Seattle dikenal karena memiliki ciri khas gaya industri yang bersifat baku (masih selalu dikerjakan secara sketsa), sangat ekspresif dalam memilih material dalam hal terperinci sekalipun. didalam setiap karyanya selalu menceritakan beberapa hal yang paling digemari didalam studionya pada saat mengerjakan proyeknya ia selalu menggunakan anekdot pribadi dan fotografi yang tertuang didalam proses pemikiran karya sketsanya ini menjadi menarik.

Di sini, kita melihat 7 halaman dari buku sketsa Tom Kundig yang ditampilkan melaui artikel yang menceritakan kisah di balik beberapa coretan hingga menjadi struktur, berikut Ini adalah bagaimana karya sketsa Tom Kundig ini diciptakan:
|SKETCH DESIGN|(1)
Art Stable, Seattle, Washington (2010)
|SKETCH DESIGN|(2)
Berkshire Residence, New Marlborough, Massachusetts (2014)
|SKETCH DESIGN|(3)
Charles Smith Wines Tasting Room and World Headquarters, Walla Walla, 
Washington (2011)
|SKETCH DESIGN|(4)
Pole Pass Cabin, Orcas Island, Washington (2013)
|SKETCH DESIGN|(5)
Sol Duc Cabin, Olympic Peninsula, Washington (2011)
|SKETCH DESIGN|(6)
Studhorse, Winthrop, Washington (2012)
|SKETCH DESIGN|(7)
Upper East Side Residence, New York, New York (2014)
Enjoy this article? Check out the other features in our ongoing series "How Architecture is Born", including drawings, models, paintings, and collages from a wide range of creative firms:
:: sumber http://architizer.com ::